Bali bukan cuma punya pantai indah dan pemandangan alam yang memukau, tapi juga punya segudang kuliner unik yang bikin penasaran. Salah satu makanan ringan yang belakangan makin banyak dicari wisatawan maupun warga lokal adalah rujak kuah pindang. Meski bentuknya sederhana, rasa dari rujak ini bisa bikin siapa pun yang coba langsung jatuh cinta.
Apa Sih Rujak Kuah Pindang Itu?
Secara umum, rujak adalah campuran buah segar yang disiram bumbu pedas. Tapi rujak kuah pindang khas Bali ini beda dari rujak pada umumnya. Kalau biasanya bumbunya pakai gula merah dan kacang, versi Bali ini pakai kuah dari rebusan ikan pindang—yang jadi alasan kenapa rasanya unik banget.
Kuah pindangnya dimasak dari air rebusan ikan (biasanya ikan tongkol atau tuna kecil) yang dicampur dengan terasi, cabai rawit, sedikit garam, dan kadang juga perasan jeruk limau. Hasilnya? Campuran rasa pedas, asin, segar, dan gurih yang khas banget, dan nggak kamu temuin di rujak manapun selain di Bali.
Asla Usul Rujak Kauh Pindang
Kalau ditelusuri lebih dalam, rujak kuah pindang sebenarnya lahir dari dapur tradisional masyarakat Bali yang gemar memanfaatkan bahan-bahan sederhana jadi makanan yang kaya rasa. Di masa lalu, ikan pindang—yang biasanya digunakan untuk lauk sehari-hari—sering direbus bersama bumbu dapur seperti garam, cabai, dan terasi untuk membuat kuah kaldu sederhana.
Nah, kuah ini kemudian nggak cuma dipakai buat sayur atau lauk, tapi juga dimanfaatkan untuk menyiram buah-buahan segar, terutama yang rasanya asam seperti mangga muda dan kedondong. Lama-kelamaan, kebiasaan ini berkembang jadi sajian khas yang dikenal dengan nama rujak kuah pindang.
Makanan ini dulunya sering disajikan di rumah-rumah tradisional Bali, khususnya saat musim buah tiba atau ketika keluarga besar berkumpul. Karena bahannya mudah dicari dan rasanya unik, rujak ini pun menyebar ke berbagai wilayah di Bali, dan kini jadi jajanan favorit di berbagai kalangan—baik lokal maupun wisatawan.
Meskipun terkesan sederhana, rujak kuah pindang menyimpan filosofi khas kuliner Bali: memadukan elemen laut (ikan), darat (buah), dan api (pedasnya cabai) dalam satu sajian yang harmonis.
Buah-Buahannya Nggak Kalah Bikin Ngiler
Biasanya rujak ini pakai buah-buahan yang punya cita rasa asam dan renyah. Beberapa buah yang umum dipakai antara lain:
-
Mangga muda – asam dan segar, cocok banget sama kuah gurihnya
-
Jambu air – manis dan berair
-
Kedondong – agak sepat, tapi bikin tekstur makin rame
-
Timun – bikin rujak terasa lebih dingin dan ringan
-
Nanas – kombinasi manis dan asamnya cocok banget sama kuah pedas
Kadang-kadang juga ditambah buah bengkuang atau apel lokal tergantung selera dan stok buah hari itu.
Rasa yang Nggak Bisa Dijelaskan – Harus Dicoba Sendiri
Yang bikin rujak kuah pindang ini istimewa adalah kontras rasa yang meledak di mulut. Ada pedas dari cabai rawit, gurih dari terasi dan kaldu ikan, segar dari buah-buahan, dan sedikit aroma laut dari kuah pindangnya. Bukan rasa yang umum buat rujak, tapi justru itu yang bikin banyak orang ketagihan.
Apalagi kalau kamu penikmat makanan pedas, sensasi nendangnya bener-bener bikin nagih. Beberapa tempat bahkan kasih opsi “level pedas”, jadi kamu bisa pilih mau yang ringan, sedang, atau super pedas sampai keringatan.
Rujak yang Bisa Dinikmati Siang atau Sore Hari
Rujak kuah pindang ini enaknya disantap pas cuaca panas, karena kombinasi buah dan kuahnya bikin badan berasa adem, tapi juga semangat karena rasa pedasnya. Banyak yang menjadikan rujak ini sebagai cemilan sore, teman ngobrol, atau bahkan makanan ringan setelah berenang atau jalan-jalan.
Buat kamu yang baru pertama kali ke Bali, rujak ini wajib masuk daftar jajanan lokal yang harus dicoba. Bukan cuma karena rasanya, tapi juga karena pengalaman makan yang bener-bener out of the box.
Di Mana Bisa Menemukan Rujak Kuah Pindang?
Kalau kamu lagi di Bali dan penasaran pengin coba, rujak kuah pindang bisa ditemukan dengan mudah di beberapa daerah. Berikut beberapa lokasi populer:
-
Denpasar – Banyak penjual rujak kaki lima dan warung kecil, apalagi di sekitar pasar atau perumahan
-
Sanur dan Renon – Ada beberapa tempat hits yang menjual rujak kuah pindang dan rujak bulung (rumput laut)
-
Ubud dan Gianyar – Beberapa kafe kecil dan warung lokal juga sudah mulai menyajikan rujak ini dalam bentuk kekinian
Ada juga penjual rujak yang menjajakan lewat media sosial atau layanan antar makanan online. Jadi kamu bisa pesan dan nikmatin di villa atau hotel tempat kamu menginap.
Penutup
Rujak kuah pindang mungkin terdengar asing buat kamu yang belum pernah mencobanya, tapi begitu suapan pertama masuk, dijamin langsung penasaran pengin nambah lagi. Ini adalah jenis kuliner yang mencerminkan keberanian rasa orang Bali—campuran asin, pedas, gurih, dan segar dalam satu gigitan.
Kalau kamu pecinta rujak, makanan pedas, atau kuliner daerah yang unik, jangan pulang dari Bali sebelum coba rujak kuah pindang. Rasanya nggak cuma nyegerin, tapi juga membekas di ingatan. Dan kalau udah ketagihan, hati-hati ya—susah move on!