Budaya

Pengetian, Makna, Pembuatan, Pertunjukan Ogoh – Ogoh Bali

3
×

Pengetian, Makna, Pembuatan, Pertunjukan Ogoh – Ogoh Bali

Sebarkan artikel ini
Ogoh-Ogoh Bali

Pertanyaan Umum tentang Ogoh-Ogoh

Pengertian Ogoh – Ogoh

Kalau kamu pernah liburan ke Bali menjelang Hari Raya Nyepi, pasti deh pernah lihat boneka raksasa yang bentuknya seram-seram diarak keliling desa. Nah, itulah yang disebut Ogoh-Ogoh. Ogoh-Ogoh ini adalah patung besar berbahan dasar bambu, kertas, dan styrofoam, yang biasanya dibuat menyerupai makhluk-makhluk menyeramkan, seperti raksasa atau sosok-sosok mitologi Bali. Patung ini nggak sekadar pajangan, tapi punya makna simbolis sebagai wujud dari kejahatan atau hal-hal buruk yang ada di dunia maupun dalam diri manusia.

Kapan Ogoh-Ogoh biasanya dibuat dan diarak?

Ogoh-Ogoh mulai digarap biasanya sekitar satu hingga dua bulan sebelum Hari Raya Nyepi tiba. Jadi, kalau kamu main ke Bali waktu itu, kamu bakal sering lihat anak-anak muda sibuk di balai banjar atau di pinggir jalan ngerjain Ogoh-Ogoh bareng-bareng. Proses pembuatannya memang butuh waktu, soalnya selain ukurannya yang besar, detailnya juga dibuat sedemikian rupa biar tampak sangar dan keren. Ogoh-Ogoh ini diarak keliling desa pada malam sebelum Nyepi, yang dikenal dengan malam pengerupukan. Waktu malam itulah suasana jadi sangat meriah karena ada musik gamelan baleganjur yang mengiringi arak-arakan.

Tujuan dari pembuatan Ogoh-Ogoh

Kenapa sih Ogoh-Ogoh dibuat? Sebenarnya, Ogoh-Ogoh ini bukan cuma buat seru-seruan atau hiasan semata. Ada makna dalamnya. Ogoh-Ogoh dibuat sebagai simbol untuk mengingatkan manusia supaya menjauh dari sifat-sifat buruk dan hawa nafsu yang jelek. Saat diarak dan akhirnya dibakar atau dihancurkan, itu artinya masyarakat secara simbolis sudah mengusir atau membuang hal-hal negatif dari lingkungan dan diri mereka sendiri. Jadi, Ogoh-Ogoh itu bagian dari cara umat Hindu di Bali membersihkan diri dan alam semesta sebelum menjalani Nyepi, hari untuk berdiam diri, introspeksi, dan menenangkan hati.

Siapa saja yang terlibat dalam proses pembuatan Ogoh-Ogoh?

Kalau soal siapa yang bikin Ogoh-Ogoh, biasanya sih dikerjakan rame-rame sama warga satu banjar. Yang paling semangat tentu para pemuda, apalagi anggota sekaa teruna (organisasi anak muda di desa). Mereka yang biasanya jadi motor utama pembuatan Ogoh-Ogoh, mulai dari desain sampai ngerakit patungnya. Tapi jangan salah, kadang-kadang anak-anak, orang dewasa, bahkan orang tua juga ikut bantu. Misalnya, bantu bikin bagian tertentu, nyumbang ide, atau sekadar kasih semangat dan konsumsi buat yang kerja. Intinya, pembuatan Ogoh-Ogoh ini jadi ajang gotong-royong yang bikin hubungan antarwarga makin erat.


Makna & Filosofi Ogoh – Ogoh

Makna simbolis Ogoh-Ogoh dalam budaya Bali

Ogoh-Ogoh itu bukan cuma sekadar patung gede yang dibuat buat seru-seruan. Di balik tampilannya yang megah dan kadang bikin merinding, Ogoh-Ogoh punya makna yang dalam banget di budaya Bali. Ogoh-Ogoh ini melambangkan semua sifat buruk, energi jahat, dan segala hal negatif yang ada di dunia ini, termasuk yang ada dalam diri kita sendiri. Dengan membuat dan kemudian “menghancurkan” Ogoh-Ogoh saat upacara, orang Bali percaya mereka ikut membersihkan diri dan lingkungan dari pengaruh-pengaruh buruk itu. Jadi intinya, Ogoh-Ogoh itu simbol ajakan biar kita terus berusaha jadi orang yang lebih baik dan menjaga harmoni dengan alam sekitar.

Kenapa Ogoh-Ogoh biasanya berbentuk menyeramkan atau raksasa?

Pernah nggak kepikiran, kenapa Ogoh-Ogoh bentuknya sering aneh, sangar, atau menyerupai raksasa? Nah, itu karena Ogoh-Ogoh sengaja dibuat dengan wujud yang menakutkan untuk menggambarkan sosok-sosok dari dunia gaib yang jahat atau sifat jelek manusia yang harus dihilangkan. Bentuknya yang serem itu supaya kita jadi sadar, kalau dalam hidup ini ada sisi gelap yang mesti kita lawan. Kadang Ogoh-Ogoh dibuat mirip tokoh-tokoh dalam cerita mitologi Bali yang dikenal punya sifat jahat. Tapi sekarang juga banyak yang kreatif, Ogoh-Ogoh dibuat lebih artistik, bahkan ada yang lucu atau kritis dengan isu-isu sosial.

Hubungan Ogoh-Ogoh dengan Hari Raya Nyepi

Ogoh-Ogoh nggak bisa dilepasin dari yang namanya Hari Raya Nyepi. Jadi, malam sebelum Nyepi, yang disebut malam pengerupukan, Ogoh-Ogoh diarak keliling desa sambil diiringi musik khas Bali yang bikin suasana jadi heboh banget. Setelah diarak, Ogoh-Ogoh biasanya dibakar atau dihancurkan, sebagai tanda kalau semua kejahatan dan aura negatif sudah “dihapus” dari lingkungan. Nah, besoknya pas Hari Nyepi, semua orang berdiam diri, nggak ada aktivitas, lampu dimatikan, dan suasana jadi sunyi. Ini dilakukan biar suasana bersih yang sudah dicapai makin sempurna, dan jadi momen buat refleksi diri serta menjaga keseimbangan alam.


Proses Pembuatan Ogoh – Ogoh 

Bahan Pembuatan Ogoh – Ogoh

Kalau ngomongin Ogoh-Ogoh, pasti yang kebayang pertama kali adalah patung besar yang bentuknya serem atau unik. Nah, buat bikin Ogoh-Ogoh, bahan utamanya sebenarnya cukup sederhana dan gampang ditemuin di sekitar. Biasanya, kerangka Ogoh-Ogoh dibuat dari bambu karena kuat tapi tetap ringan, jadi gampang diarak keliling. Bagian luarnya dibentuk pakai kertas, kain, atau kadang pakai styrofoam biar lebih mudah dibentuk detail wajah, tangan, atau bagian tubuh lainnya. Terus, biar makin keren, Ogoh-Ogoh biasanya dicat warna-warni dan dikasih tambahan aksesoris, seperti rambut dari ijuk atau kain yang dikibarkan pas diarak.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu Ogoh-Ogoh ?

Soal waktu pengerjaan Ogoh-Ogoh, ini tergantung banget sama ukuran dan tingkat kerumitan desainnya. Kalau Ogoh-Ogoh-nya gede dan detailnya banyak, bisa makan waktu sampai sebulan lebih buat nyelesainnya. Biasanya para pemuda di banjar mulai garap Ogoh-Ogoh sekitar satu atau dua bulan sebelum Nyepi. Mereka nyicil bikinnya, dikerjain sedikit-sedikit setiap sore atau malam hari habis kerja atau sekolah. Tapi kalau Ogoh-Ogoh-nya kecil atau desainnya nggak terlalu rumit, ya bisa lebih cepat selesai. Intinya sih, butuh waktu, tenaga, dan kesabaran biar hasil akhirnya benar-benar memukau pas diarak.

Apakah Ogoh-Ogoh dibuat secara individu atau gotong royong?

Kalau soal siapa yang bikin, Ogoh-Ogoh hampir selalu dibuat rame-rame alias gotong royong. Jarang banget ada yang bikin sendiri, soalnya ukurannya besar dan prosesnya lumayan ribet. Biasanya pemuda-pemuda di banjar, atau yang tergabung dalam kelompok sekaa teruna, yang jadi penggerak utama pembuatan Ogoh-Ogoh. Mereka bakal kerja bareng dari bikin rangka, ngebentuk, sampai ngecat. Kadang warga dewasa dan anak-anak juga ikutan bantu, misalnya kasih ide, nyumbang bahan, atau sekadar nemenin biar makin semangat. Jadi pembuatan Ogoh-Ogoh ini nggak cuma soal bikin patung, tapi juga jadi momen kebersamaan warga desa.


Pertunjukan & Tradisi

Pertunjukan Ogoh Ogoh

Di mana saya bisa menyaksikan parade Ogoh-Ogoh di Bali?

Kalau kamu lagi liburan ke Bali menjelang Hari Raya Nyepi, jangan sampai kelewatan nonton parade Ogoh-Ogoh. Parade ini biasanya digelar di hampir semua desa adat di Bali. Jadi, di mana pun kamu menginap—mau di Kuta, Seminyak, Ubud, Sanur, atau Canggu—pasti ada arak-arakan Ogoh-Ogoh di sekitar situ. Tapi kalau kamu pengen lihat yang suasananya paling ramai dan meriah, kamu bisa cari info di kota-kota besar seperti Denpasar atau Gianyar. Biasanya di sana parade Ogoh-Ogoh lebih besar-besaran dan jalannya di jalan utama, jadi seru banget!

Apakah wisatawan boleh ikut terlibat dalam arak-arakan Ogoh-Ogoh?

Sebenarnya, arak-arakan Ogoh-Ogoh ini adalah bagian dari ritual adat, jadi biasanya yang terlibat langsung dalam mengarak adalah warga setempat, terutama pemuda-pemuda banjar. Tapi wisatawan tetap sangat disambut untuk menonton dan ikut merasakan serunya suasana. Ada juga beberapa tempat wisata atau desa adat yang kadang membuka kesempatan buat wisatawan untuk ikut bantu bawa Ogoh-Ogoh kecil atau sekadar ikut dalam formasi barisan. Tapi pastikan dulu kamu sudah dapat izin dari panitia atau warga ya, biar nggak salah langkah dan tetap menghormati adat setempat.

Apakah ada aturan khusus dalam parade Ogoh-Ogoh?

Tentu aja, walaupun parade Ogoh-Ogoh itu kelihatannya meriah banget, ada aturan yang harus dipatuhi biar acaranya berjalan lancar dan tetap aman. Misalnya, peserta arak-arakan nggak boleh mabuk atau bikin keributan yang bisa mengganggu jalannya upacara. Ogoh-Ogoh juga biasanya harus melewati rute yang sudah ditentukan dan nggak boleh sembarangan masuk area pura. Selain itu, penonton—termasuk wisatawan—diharapkan nggak menghalangi jalan arak-arakan, dan sebaiknya menjaga sopan santun, misalnya nggak naik ke Ogoh-Ogoh atau menyentuh tanpa izin. Intinya sih, parade Ogoh-Ogoh itu bukan cuma tontonan seru, tapi juga bagian dari ritual sakral yang harus dihormati.


Pertanyaan tentang Lingkungan

Bagaimana Ogoh-Ogoh zaman sekarang lebih ramah lingkungan?

Kalau dulu Ogoh-Ogoh sering banget dibuat dari bahan-bahan yang susah diurai alam, kayak styrofoam dan cat berbahan kimia, sekarang makin banyak yang mulai peduli sama lingkungan. Banyak kelompok pemuda dan warga desa yang sengaja memilih bahan-bahan alami buat bikin Ogoh-Ogoh. Contohnya, mereka pakai bambu untuk rangka, kertas daur ulang, kain bekas, sampai lem yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, cat yang dipakai juga mulai diganti ke jenis yang nggak merusak alam. Jadi, selain Ogoh-Ogoh-nya tetap keren dan artistik, limbahnya juga nggak bikin masalah buat lingkungan setelah acaranya selesai.

Apa yang dilakukan setelah Ogoh-Ogoh selesai diarak?

Setelah Ogoh-Ogoh diarak keliling desa pas malam pengerupukan, biasanya ada dua hal yang dilakukan. Yang paling umum, Ogoh-Ogoh itu dibakar sampai habis. Ini jadi simbol bahwa semua hal buruk, energi jahat, dan sifat jelek sudah dimusnahkan. Selain dibakar, ada juga yang Ogoh-Ogoh-nya dibongkar atau dipretelin supaya bagian-bagiannya bisa didaur ulang atau dimanfaatkan lagi, misalnya kayunya buat bahan bakar atau bambunya untuk keperluan lain. Jadi nggak cuma serem dan meriah, Ogoh-Ogoh juga diakhiri dengan cara yang bijak supaya nggak nyisain sampah sembarangan.


Kesimpulan

Ogoh-Ogoh itu nggak cuma patung besar yang diarak keliling desa sebelum Hari Raya Nyepi. Di balik bentuknya yang serem dan megah, Ogoh-Ogoh punya makna mendalam sebagai simbol pengusiran energi jahat dan sifat buruk dari lingkungan dan diri kita. Mulai dari proses pembuatannya yang dikerjakan bareng-bareng warga, sampai bahan-bahannya yang sekarang makin ramah lingkungan, semuanya menunjukkan kalau tradisi ini nggak cuma soal hiburan, tapi juga tentang menjaga harmoni dengan alam dan sesama. Setelah diarak, Ogoh-Ogoh biasanya dibakar atau dibongkar supaya nggak jadi sampah yang nyusahin. Intinya, Ogoh-Ogoh itu salah satu cara unik masyarakat Bali buat membersihkan diri, menjaga lingkungan, dan mempererat kebersamaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *