Budaya

Mengenal Tradisi Ngaben, Upacara Kematian di Bali

4
×

Mengenal Tradisi Ngaben, Upacara Kematian di Bali

Sebarkan artikel ini
Ngaben Ceremony

Mengenal Tradisi Ngaben

Kalau kamu pernah ke Bali dan melihat prosesi unik berupa arak-arakan jenazah lengkap dengan bale, gamelan, dan asap membumbung tinggi ke langit, bisa jadi itu adalah upacara Ngaben. Buat masyarakat Bali, Ngaben bukan sekadar acara pemakaman, tapi juga sebuah ritual sakral yang penuh makna dan kepercayaan spiritual. Yuk, kita bahas lebih lanjut tentang apa itu Ngaben, kenapa jenazah dibakar, dan apa saja makna dari setiap rangkaian upacaranya.

Pengertian Ngaben

Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali. Tapi jangan salah paham dulu—tujuan dari prosesi ini bukan sekadar membakar tubuh, melainkan sebagai bentuk pelepasan roh agar bisa kembali ke asalnya, yaitu ke alam roh atau disebut juga moksha.

Dalam budaya Bali, tubuh fisik hanya dianggap sebagai “kendaraan sementara” selama seseorang hidup. Ketika seseorang meninggal, yang tersisa hanyalah jasad, dan roh harus dibebaskan agar bisa melanjutkan perjalanan ke kehidupan selanjutnya atau menyatu dengan Sang Pencipta. Nah, itulah alasan kenapa Ngaben dianggap sangat penting.

Tujuan dari upacara Ngaben dalam budaya Bali

Bukan cuma soal tradisi, upacara Ngaben punya tujuan spiritual yang dalam banget. Berikut beberapa tujuan utamanya:

  1. Membebaskan roh
    Ngaben bertujuan untuk memutus ikatan roh dengan dunia fana. Dengan dibakarnya jasad, dipercaya roh jadi lebih ringan dan bisa melanjutkan perjalanan ke alam berikutnya.

  2. Membersihkan unsur duniawi
    Prosesi ini juga dianggap sebagai bentuk penyucian, agar roh tidak terikat oleh emosi atau urusan yang belum selesai di dunia.

  3. Tanda penghormatan terakhir
    Keluarga yang ditinggalkan merasa wajib memberikan penghormatan tertinggi lewat prosesi Ngaben. Ini adalah bentuk kasih sayang terakhir yang diberikan untuk orang yang telah meninggal.

Alasan jenazah harus dibakar dalam upacara Ngaben

Bagi umat Hindu di Bali, membakar jenazah bukan sekadar simbol, tapi punya filosofi mendalam. Api dipercaya sebagai elemen yang bisa “mengembalikan” unsur tubuh ke asalnya—tanah, air, udara, dan api sendiri.

Dengan pembakaran, semua unsur tubuh kembali ke alam, dan roh jadi bebas dari keterikatan fisik. Selain itu, membakar jenazah juga diyakini membantu roh supaya nggak “tersesat” atau tertahan di dunia ini.

Siapa saja yang bisa melakukan upacara Ngaben?

Secara umum, semua umat Hindu di Bali bisa menjalankan upacara Ngaben. Tapi pelaksanaannya bisa berbeda-beda, tergantung status sosial, kasta, dan kemampuan ekonomi keluarga yang ditinggalkan.

  1. Ngaben keluarga bangsawan
    Biasanya dilakukan secara besar-besaran, dengan wadah megah dan iringan gamelan lengkap.

  2. Ngaben massal
    Buat keluarga yang mungkin belum sempat atau belum mampu melakukan Ngaben secara mandiri, sering kali dilakukan secara kolektif bersama-sama warga desa.

  3. Ngaben sederhana
    Ada juga yang melakukannya dalam bentuk sederhana, tapi tetap dengan unsur utama seperti pembakaran dan doa-doa untuk roh.

Jadi, siapa pun sebenarnya bisa melakukan upacara ini, selama memenuhi unsur keagamaan dan tata cara yang berlaku.

Arti simbolik dari rangkaian upacara Ngaben

Ngaben bukan cuma sekadar prosesi, tapi setiap detail dalam upacaranya punya makna. Berikut beberapa simbol yang sering muncul dan artinya:

  • Wadah (biasa berbentuk lembu atau menara)
    Ini adalah “kendaraan” yang mengantar roh ke alam selanjutnya. Bentuknya kadang menyerupai binatang suci, seperti lembu, dan dihias megah sebagai tanda penghormatan.

  • Baleganjur (iringan musik gamelan)
    Musik ini bukan cuma hiasan, tapi dipercaya bisa membimbing roh agar tidak tersesat selama perjalanannya.

  • Api pembakaran
    Melambangkan pembersihan unsur duniawi, dan menjadi elemen utama untuk mengantar tubuh kembali ke asalnya.

  • Doa-doa dan upacara kecil sebelum dan sesudah
    Semua doa itu adalah bentuk dukungan spiritual dari keluarga dan masyarakat untuk memastikan roh bisa pergi dengan tenang.

Proses Tahapan Ngaben

Proses atau tahapan dalam upacara Ngaben

Ngaben terdiri dari beberapa tahap yang masing-masing punya arti spiritual tersendiri. Nggak sembarangan, semuanya dilakukan berdasarkan aturan adat dan ajaran agama Hindu.

Berikut tahapan umum dalam Ngaben:

  1. Ngerorasin / Ngulapin (upacara penyucian awal):
    Ini semacam permohonan izin kepada roh leluhur dan alam semesta. Biasanya dilakukan beberapa hari sebelum hari H Ngaben.

  2. Persiapan jenazah:
    Jika jenazah masih utuh, biasanya akan dibungkus dengan kain putih dan diletakkan di dalam bade (menara). Kalau jenazah sudah dikubur sebelumnya, tulangnya akan diambil untuk prosesi Ngaben.

  3. Pembuatan Wadah / Bade:
    Ini adalah menara atau sarana yang akan mengantar jenazah ke tempat pembakaran. Biasanya bentuknya tinggi dan dihias megah.

  4. Prosesi arak-arakan ke kuburan atau tempat pembakaran:
    Jenazah akan diarak dengan iringan musik baleganjur. Kadang, jalannya sengaja dibuat berputar agar roh nggak bingung dan tahu bahwa ia sudah meninggalkan dunia.

  5. Pembakaran jenazah:
    Ini inti dari upacara. Api dipercaya bisa membebaskan roh dari ikatan duniawi, supaya bisa lanjut ke alam selanjutnya.

  6. Nganyut dan Ngasti:
    Abu hasil pembakaran biasanya dihanyutkan ke laut atau sungai sebagai simbol pelepasan terakhir. Setelah itu ada prosesi lanjutan untuk menenangkan keluarga dan menutup upacara.

Perbedaan antara Ngaben massal dan Ngaben pribadi

Nggak semua orang melakukan Ngaben secara pribadi, lho. Di Bali, ada juga yang dikenal dengan Ngaben massal. Nah, ini dia perbedaannya:

  • Ngaben Pribadi:
    Dilakukan khusus untuk satu orang. Biasanya dilaksanakan oleh keluarga yang punya cukup dana dan ingin memberi penghormatan khusus. Wadahnya bisa sangat besar dan prosesinya megah.

  • Ngaben Massal:
    Ini adalah upacara Ngaben untuk beberapa orang sekaligus, biasanya diadakan oleh desa adat. Cocok buat keluarga yang belum sempat melakukan upacara atau yang ingin menghemat biaya. Meskipun massal, unsur kesakralannya tetap sama kok.

Intinya, baik massal maupun pribadi, semua Ngaben punya tujuan yang sama: melepas roh ke alam selanjutnya dengan penuh hormat.

 Persiapan untuk menggelar Ngaben

Sebelum hari-H, ada banyak persiapan yang harus dilakukan keluarga dan masyarakat. Bukan cuma soal teknis, tapi juga secara spiritual. Ini beberapa hal penting yang disiapkan:

  • Mencari hari baik (dewasa ayu):
    Nggak bisa sembarangan, harus cari hari yang dianggap baik menurut kalender Bali.

  • Koordinasi dengan pemangku atau sulinggih:
    Ini adalah pemuka agama yang akan memimpin upacara. Harus didiskusikan mulai dari doa, tata cara, sampai jadwal upacara.

  • Pembuatan sarana upacara:
    Termasuk membuat bade, lembu, sesajen, dan perlengkapan lain yang dibutuhkan.

  • Persiapan mental keluarga:
    Ini nggak kalah penting. Keluarga harus siap secara batin untuk melepas orang tercinta dengan ikhlas.

Apakah jenazah selalu dibakar, atau ada pilihan lain?

Meskipun nama “Ngaben” identik dengan pembakaran, ternyata ada juga alternatif lain. Kadang-kadang, jenazah tidak langsung dibakar, tergantung kondisi atau keyakinan keluarga. Berikut beberapa pilihan:

  • Dikubur sementara:
    Dalam beberapa kasus, jenazah dikubur terlebih dahulu karena berbagai alasan, misalnya menunggu hari baik atau menunggu Ngaben massal. Setelah beberapa waktu, tulang-belulangnya baru diambil dan dibakar.

  • Ngelungah:
    Ini adalah bentuk Ngaben untuk anak-anak atau bayi yang meninggal sebelum tanggal gigi tumbuh. Prosesi ini lebih sederhana dan biasanya tidak dibakar.

  • Ngaben tanpa pembakaran (simbolik):
    Kalau jenazah sudah lama meninggal atau nggak ditemukan, bisa dilakukan upacara simbolik dengan menggunakan boneka atau benda pengganti.

Jadi, nggak selalu harus dibakar saat itu juga, semua tergantung situasi dan kesepakatan keluarga, serta aturan adat setempat.

Makna dan Filosofi Ngaben

Makna spiritual di balik upacara Ngaben

Ngaben bukanlah ritual yang dilakukan hanya karena “begitu adatnya”, tapi merupakan bagian dari keyakinan yang sudah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Bali.

Apa sih makna spiritual dari Ngaben?

  • Membantu roh ‘lepas’ dengan damai
    Dalam pandangan Hindu Bali, tubuh hanyalah tempat tinggal sementara. Ketika seseorang meninggal, roh harus dibebaskan dari ikatan jasmani supaya bisa melanjutkan perjalanannya. Nah, di sinilah Ngaben berperan: sebagai “jembatan” yang mengantar roh ke alam berikutnya.

  • Menjaga keseimbangan antara alam nyata dan alam roh
    Orang Bali percaya bahwa roh yang belum “dibebaskan” bisa menjadi pengganggu atau tersesat. Dengan adanya upacara Ngaben, roh dipandu supaya tidak gentayangan dan bisa kembali ke tempat asalnya dengan tenang.

  • Bentuk kasih sayang terakhir dari keluarga
    Ngaben juga jadi cara keluarga menunjukkan cinta dan bakti terakhir kepada orang yang telah pergi. Mereka rela mengeluarkan tenaga, waktu, bahkan biaya besar, sebagai tanda penghormatan terakhir.

Hubungan antara Ngaben dan konsep reinkarnasi dalam agama Hindu Bali

Salah satu konsep penting dalam agama Hindu adalah reinkarnasi, yaitu kelahiran kembali setelah kematian. Tapi proses ini nggak otomatis terjadi. Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui, dan Ngaben jadi bagian penting dalam proses itu.

Gimana hubungannya?

  • Ngaben = ‘Tiket masuk’ ke kehidupan baru
    Setelah roh dibebaskan lewat upacara Ngaben, dia bisa menuju ke alam lain. Bisa saja nanti dia lahir kembali sebagai manusia, hewan, atau makhluk lain, tergantung karma atau perbuatannya semasa hidup.

  • Tanpa Ngaben, roh bisa ‘tersesat’
    Dalam kepercayaan lokal, roh yang belum dibakar bisa bingung dan sulit menemukan jalan reinkarnasinya. Maka dari itu, Ngaben dilakukan sebagai penuntun agar roh nggak nyasar atau terjebak di dunia.

  • Membantu mempercepat proses menuju moksha
    Moksha adalah kondisi tertinggi, di mana roh tidak perlu reinkarnasi lagi dan bisa menyatu dengan Tuhan. Ngaben adalah salah satu langkah awal agar roh bisa memulai perjalanan ke arah sana.

Kenapa Ngaben dianggap penting bagi roh orang yang meninggal?

Buat orang Bali, Ngaben itu sangat penting. Bukan hanya buat yang meninggal, tapi juga buat keluarga dan masyarakat sekitarnya. Kenapa bisa begitu?

  • Supaya roh tidak ‘terikat’ di dunia
    Kalau tubuh tidak segera dikembalikan ke alam melalui pembakaran, roh bisa merasa belum selesai urusannya. Itu bisa bikin roh jadi gelisah dan tidak tenang. Ngaben membantu agar proses perpisahan ini berlangsung dengan baik.

  • Sebagai bentuk penghormatan sosial dan spiritual
    Di masyarakat Bali, Ngaben bukan cuma urusan keluarga. Ini juga jadi urusan bersama, karena diyakini akan berdampak pada keharmonisan alam semesta. Makanya, warga desa sering terlibat langsung, apalagi kalau Ngabennya dilakukan massal.

  • Menghindari energi negatif
    Percaya atau nggak, dalam kepercayaan lokal, roh yang belum dibebaskan bisa membawa energi negatif yang memengaruhi orang sekitar. Upacara ini membantu menetralisir energi tersebut.

Ngaben dari Biaya dan Sosial Budaya

Upacara Ngaben adalah salah satu tradisi paling sakral di Bali. Tapi di balik kemegahan dan makna spiritualnya, banyak orang penasaran: “Sebenarnya, berapa sih biaya yang dibutuhkan untuk Ngaben?” Dan kalau mahal, bagaimana dengan keluarga yang penghasilannya pas-pasan? Nah, semua pertanyaan itu akan kita bahas pada bagian ini

Berapa Biaya yang dibutuhkan untuk upacara Ngaben ?

Biaya upacara Ngaben itu nggak ada angka pasti yang berlaku untuk semua orang. Tergantung dari besar-kecilnya upacara, status sosial keluarga, dan pilihan bentuk Ngabennya. Tapi secara umum, biayanya bisa mulai dari puluhan juta sampai ratusan juta rupiah.

Berikut kira-kira gambaran kisarannya:

  • Ngaben sederhana (minimalis):
    Mulai dari Rp10 juta – Rp25 juta. Biasanya dilakukan oleh keluarga dengan budget terbatas dan tetap mengutamakan unsur spiritualnya.

  • Ngaben standar (keluarga biasa):
    Bisa menghabiskan Rp30 juta – Rp100 juta. Sudah termasuk biaya pembuatan wadah, sesajen, gamelan, konsumsi, dan pemangku.

  • Ngaben besar (bangsawan atau upacara mewah):
    Bisa lebih dari Rp150 juta atau bahkan menembus Rp500 juta, apalagi kalau menggunakan lembu dan menara besar yang dihias megah, serta diiringi gamelan lengkap.

Kenapa upacara Ngaben bisa sangat mahal?

Kalau kamu pernah lihat Ngaben yang besar dan megah, pasti kamu bisa langsung paham kenapa biayanya tinggi. Tapi bukan cuma soal tampilan, ini dia beberapa alasan kenapa biaya Ngaben bisa membengkak:

  • Banyak perlengkapan yang harus disiapkan:
    Mulai dari bade (menara), lembu (peti berbentuk lembu), sesajen, hingga pakaian upacara untuk keluarga dan pemangku.

  • Butuh banyak orang yang terlibat:
    Ngaben bukan kerja satu dua orang. Ada pemangku, penabuh gamelan, pembuat sesajen, penari, tukang bangunan untuk membuat wadah, dan banyak lagi. Semua itu tentu perlu biaya.

  • Harus sesuai aturan adat:
    Di beberapa desa adat, ada standar atau “pakem” yang harus dipenuhi. Kadang, hal ini bikin biaya jadi nggak bisa ditekan semau kita.

  • Waktu persiapan lama:
    Karena upacara ini sakral, semua harus dipersiapkan dengan teliti dan hati-hati. Persiapan yang rumit dan detail ini ikut menyumbang biaya besar.

Apakah semua orang Bali harus melakukan Ngaben?

Secara budaya dan spiritual, orang bali yang beragama hindu diwajibkan untuk melakukan ngaben. Ngaben memang dianggap kewajiban bagi umat Hindu di Bali sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal. Tapi dari sisi praktiknya, nggak semua orang bisa langsung melakukan Ngaben, terutama karena masalah biaya dan kesiapan keluarga.

Karena itu, ada beberapa alternatif yang dilakukan masyarakat:

  • Ngaben ditunda dulu:
    Jenazah bisa dikubur sementara sambil menunggu waktu dan dana yang cukup untuk melaksanakan Ngaben.

  • Ikut Ngaben massal:
    Ini jadi solusi paling umum untuk keluarga yang belum mampu menggelar upacara sendiri.

Bagaimana masyarakat yang kurang mampu bisa melakukan Ngaben?

Ngaben memang bukan hal yang murah, tapi bukan berarti yang kurang mampu nggak bisa melakukannya. Di Bali, gotong royong dan kebersamaan masih sangat kuat. Ini beberapa cara yang biasanya dilakukan:

  • Ngaben Massal (bersama-sama):
    Banyak desa adat atau banjar yang rutin mengadakan Ngaben kolektif. Biayanya jauh lebih ringan karena ditanggung bersama-sama, dan semua tetap bisa melaksanakan upacara sesuai adat.

  • Bantuan dari desa atau kerabat:
    Kadang, keluarga besar, tetangga, atau pihak desa ikut membantu, baik dalam bentuk uang, tenaga, atau perlengkapan. Ini sudah jadi budaya turun-temurun.

  • Sarana upacara bisa disesuaikan:
    Misalnya, tidak memakai bade

Kesimpulan

Ngaben bukan cuma ritual pembakaran jenazah, tapi sebuah prosesi sakral yang mencerminkan keyakinan masyarakat Bali akan kehidupan setelah kematian. Dalam kepercayaan Hindu Bali, roh yang telah meninggalkan tubuh harus dibantu agar bisa melanjutkan perjalanannya ke alam selanjutnya dengan damai, dan itulah peran utama Ngaben.

Upacara ini terdiri dari tahapan-tahapan penting—dari penyucian awal, arak-arakan, pembakaran jenazah, hingga penghanyutan abu—semuanya sarat dengan makna spiritual. Bukan hanya sebagai bentuk pelepasan roh, tapi juga sebagai tanda kasih sayang terakhir dari keluarga, serta menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan alam roh.

Ngaben bisa dilakukan secara pribadi ataupun massal, tergantung kondisi ekonomi dan tradisi desa. Biayanya memang tidak sedikit, terutama jika upacara dilakukan secara besar-besaran. Namun, masyarakat yang kurang mampu tetap bisa menggelar Ngaben lewat cara gotong royong atau ikut Ngaben massal.

Lebih jauh lagi, Ngaben juga berkaitan erat dengan konsep reinkarnasi. Prosesi ini dipercaya membantu roh agar tidak terjebak di dunia dan bisa bereinkarnasi atau bahkan mencapai moksha—pembebasan dari siklus kelahiran kembali.

Pada akhirnya, Ngaben adalah simbol nyata dari bagaimana masyarakat Bali memandang kematian: bukan sebagai akhir, melainkan sebagai awal dari perjalanan spiritual baru. Lewat upacara ini, mereka menunjukkan cinta, penghormatan, dan keyakinan yang mendalam terhadap kehidupan dan alam semesta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *